“ANALISIS OBJEK KAJIAN SEMIOTIKA “ LUKISAN KARYA RADEN SALEH “
Pendahuluan
Raden Saleh dilahirkan
dalam sebuah keluarga Jawa ningrat. Dia adalah cucu dari Sayyid Abdoellah
Boestaman dari sisi ibunya. Ayahnya adalah Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin
Jahja, seorang keturunan Arab. Ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen, tinggal
di daerah Terboyo, dekat Semarang. Sejak usia 10 tahun, ia diserahkan pamannya,
Bupati Semarang, kepada orang-orang Belanda atasannya di Batavia. Keramahannya
bergaul memudahkannya masuk ke lingkungan orang Belanda dan lembaga-lembaga
elite Hindia Belanda.
Isi
Bentuk Formal : Lukisan
(Visual)
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Bogdan & Biklen. S,
penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif yang dapat berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang
yang diamati. Pendekatan yang digunakan kualitatif diharapkan dapat menguraikan
ucapan, tulisan, atau perilaku yang diamati baik dari individu, kelompok,
masyarakat, atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang
dikaji dari sudut pandang yang komprehensif dan holistik secara mendalam.
Karya lukis Raden Saleh
Syarif Bustaman yang menampilkan sosok Penangkapan Pangeran Diponegoro pada tahun 1830-1835. Dalam menganalisis
karya tersebut, akan dibagi menjadi tiga sub bab analisis yang meliputi
analisis karya dengan mengacu pada teori Semiotika Pierce, dimana merujuk pada
relasi triadic dalam semiotic, yaitu antara representament, object dan
interpretant yang terdiri dari ikon, indeks dan symbol yang ditampilkan seniman
pada tiap karyanya.
Analisis semiotika
pierce dalam judul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh Syarif
Bustaman tahun 1830-1835.
A. Ikon
Pada
karya diatas seniman menampilkan ikon melalui lewat berbagai elemen seperti
bentuk, warna, ukuran dan keseimbangan. Terlihat bahwa seniman menampillkan
pangeran Diponegoro dengan raut tegas dan menahan amarah. kemudian digambarkan
secara detail disertai dengan perpaduan warna warna primer yang memiliki
perbedaan tone sehingga cenderung menampilkan gradasi warna yang terlihat
harmonis pada tiap objek.
B.
Indeks
Pada
objek diatas, hubungan antara objek yang dihadirkan dalam karya ini akan
membentuk sebuah indeks yang dimana hubungan antara objek Pangeran Diponegoro
berdiri di depan Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock di depan bangunan milik
pimpinan kolonial. Ia mengenakan sebuah serban hijau, jubah putih dan celana,
serta sebuah jaket, menggunakan sebuah ikat pinggang emas, memegang tasbih, dan
mengalungkan punggungnya dengan syal. Ia tampak sedang menahan amarahnya sebagai
sebuah tindakan lazim dari seorang Priyayi sementara orang-orang Eropa
digambarkan bermata tajam dan tidak saling bertatap muka.
A.
Symbol
Symbol
yang terdapat pada karya tersebut, serta judul yang diberikan pada karya, seniman
ingin membahas mengenai menegosiasikan akhir pertikaian dan mewujudkan
kesepakatan bersama.
Penanda
Dalam karya yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro , seniman menggambarkan objek realistis dengan kejadian nyata.
Petanda
Dalam karya yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro, mengartikan bahwa menegosiasikan akhir pertikaian dan mewujudkan kesepakatan bersama.
Kesimpulan
Dalam analisis objek kajian semiotika diatas tentang karya lukis Raden Saleh Syarif Bustaman dapat disimpulkan bahwa sebuah penelitian kajian semiotika ini sangat dibutuhkan sebagai media untuk mengkaji karya seniman yang memiliki kecenderungan menghadirkan symbol-simbol dalam karyanya agar seni sebagai media komunikasi dapat berjalan dengan baik dan lancar antara seniman dengan penikmat karyanya. Kemudian kesimpulan yang dapat diambil dari karya yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro ini yaitu bagaimana kita dapat menegosiasikan pertikaian dan mewujudkan kesepakatan bersama.
Komentar
Posting Komentar